NIKMATUN
Jumat, 25 Mei 2012
MAKALAH SUMBER BELAJAR
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Rabbul Ghafur,Dzat pengampun dosa dan
nista hamba, dialah Dzat tempat berlindung dan mengadu berbagai persoalan
hamba, dialah Dzat yang menghidupkan dan mematikan setiap makhlukNya, atas
hidayah , inayah dan kemurahanNya pula makalah tipis yang berjudul “ Sumber
Belajar dalam Kontek Media Instruksional Edukatif “dapat diselesaikan.
Apabila diteliti dari segi bahasa
dan kalimatnya tentunya makalah ini tentunya akan mengkaji secara utuh tentang
sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan media instruksional kependidikan.
Makalah ini merupakan tugas kelompok
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sumber Belajar yang di bina oleh
Dr. syamsudin MP.d . Maka dari itu terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada beliau karena telah membuka khazana keilmuan dalam
diri Kami. Akhirnya takada gading yang tak retak demikian kata pepatah, oleh
karena itu tegur sapa yang bersifat konstruktif dalam dunia pendidikan sangat
kami nantikan, sebagai bahan perbaikan dan koreksi terhadap Kami.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar
semua proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang paling efektif
serta permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkrit dan langsung.
Namun demikian pengalama semacam ini tidak selalu dapat diberikan kepada siswa.
Untuk itu perancang system Instruksional harus dapat memilih pengganti
pengalaman tadi dengan symbol dalam bentuk kata-kata, baik yang diucapkan
maupun tertulis. Hanya pengalaman yang bersifat realistic dan hidup yang dapat
mengoptimalkan proses belajar siswa. Karena perlu dicarikan suplemen dan
penguatan dalam bentuk lain, yaitu dengan pemakaian media.
Dalam strategi instruksional media merupakan
unsur yang penting dalam pengajaran di samping metode dan kegiatan
instruksional. Kehadiran media merupakan unsur signifikan dalam proses belajar
mengajar karena dalam proses belajar ketidak jelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Setiap
materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi, di
satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu tetapi
di sisi lain ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran, seperti : LCD, globe,mikroskop,OHP, grafik, gambar dan
sebagainya.Dalam penggunaannya media ini harus disesuaikan dengan perumusan
tujuan instruksional (indikator) dan yang lebih penting adalah penggunaan media
sesuai dengan kompetensi pengajar itu sendiri.
Anjuran menggunakan media dalam pembelajaran sebenarnya sangat
ditekankan tetapi terkadang sulit dilaksanakan disebabkan dana yang terbatas
untuk membelinya. Namun, perlu digaris bawahi bahwa peranan media tidak
akan terlihat manakala penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan
sebagai pangkal acuan untuk menggunakanmedia. Manakala hal itu diabaikan maka
media bukan sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
paparan tentang betapa pentingnya media instruksional edukatif dalam proses
pembelajaran maka dikemukankan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan media instruksional edukatif ?
2.
Bagaimana penggunaan media instruksional dalam proses pembelajaran
?
3.
Sejauhmana konstribusi media instruksional terhadap proses
pembelajaran?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan memahami media instruksional dalam proses
pembelajaran.
2.
Untuk memahami dan mampu menggunakan berbagai media instruksional
dalam proses pembelajaran
3.
Untuk mengetahui sejauhmana penggunaan media instruksional dalam
proses pembelajaran.
D.
Manfaat
Makalah singkat ini dapat di jadikan bahan
perbahasan dan penerapannya dalam pengembangan media pembelajaran.
BAB II
SUMBER BELAJAR DALAM KONTEKS MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF
A. Pengertian Media
Instruksional
Pengertian media
instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “ media” dan
“instruksional.” Asal kata media merupakan jamak dari “ medium “ yang berasal
dari bahasa latin yang artinya perantara (Tim AECT,1986:201). Secara
etimologi media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan (Tim AECT:191:205). Secara terminologi sebagaimana yang
dirumuskan AECT media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan
dalam proses penyampaian informasi.Sedangkan insruksional diartikan
pembelajaran. Maka dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media
instruksional adalah alat bantu yang digunakan sebagai perantara baik
berupa alat-alat elektronik, gambar, alar peraga, buku dan lain-lain
yangdigunakan untuk menyalurkan isi bahan ajar kepada si belajar
(siswa/mahasiswa). Namun terkadang pengertian media ini dibedakan dengan
peralatan. Media atau bahan sering disebut perangkat lunak atau software yang berisi pesan atau
informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan
seperti OHT, LCD.Sedangkan peralatan sering disebut dengan perangkat keras atau hardware yang merupakan sarana
untuk menampilkan pesan yang terkandung pada mediatersebut,misalnya OHP
(Sadiman,1986:6). Untuk memanfaatkan media yang baik, seorang pendidik
harus mengetahui cara yang tepat dalam memanfaatkan dan memilih media
yangsesuai dengan tujuan pengajaran agar penggunaannya tidak sia-sia.
B. Cara Memilih Media Instruksional
Dalam memilih media yang
digunakan dalam pembelajaran maka seorang pendidik harus memilih media
yang digunakan berdasarkan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut. Hal ini
ditekankan dengan tujuan agar penggunaan materi tidak menjadi penghalang
dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik di ruang kelas dan diharapkan
terjadinya interaksi belajar mengajar yang maksimal (Prastati:1997: 9). Harapan yang besar tentu
saja media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ketika
suatu media akan dipilih dan dipergunakan maka ketika
itu pula beberapa prinsip perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
oleh pendidik. Prasetyo (1997:15)menyarankan pemilihan dan penggunaan media
harus mempertimbangkan beberapa prinsip yaitu:
a.
Tujuan yang akan dicapai
b.
Kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
c.
Tersedianya sarana dan prasarana
Sementara itu Anderson
(1994:21) menambahkan prinsip pemilihan media didasarkan kepada:
a. Apakah
media itu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa/mahasiswa (ditinjau darisegi kebudayaan, usia,
kebiasaan belajar dan sebagainya) atau malahmembingungkan mereka?
b. Apakah
nilai bahan pelajaran atau perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi, jumlah
siswa yang akan diajarkan materi pelajaran sepadan dengan biaya
yangakan dikeluarkan untuk mendapatkan media tersebut?
c. Apakah
diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu?
d. Jika
ya, apakah sudah
tersedia? Apakah pengadaan peralatan itu dapatdipertanggungjawabkan untuk
pelajaran yang bersangkutan?
C. Manfaat Media
Instruksional
Secara umum manfaat
media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar proses interaksi
antara pendidik dan peserta didik atau antara dosen dan mahasiswa atauguru dan
murid dan hal ini pada gilirannya akan membantu mahasiswa atau
peserta didik untuk belajar secara optimal. Kemp dan Dayton menjelaskan
manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang telah
diidentifikasinya yaitu :
1. Penyampaian materi
pelajaran dapat diseragamkan guru, mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka
ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beraneka
ragam ini dapat direduksi dan dapat disampaikan kepada peserta didik
secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian tentang
sesuatu ilmu media yang sama akan menerima informasi yang persis sama yang
diterima teman-temannya.
2. Proses instruksional menjadi lebih menarik Media
dapat menyampaikan informasi yang didengar (audio) dan dapat dilihat(visual),
sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses
atausuatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap.
Media juga dapatmenghadirkan masa lampau ke masa kini, menyajikan gambar dengan
warna-warni yang menarik. Dengan media ini juga dapat membangkitkan
keingintahuan (curiosity) mahasiswa/siswa, menstimulus mereka untuk
bereaksi terhadap penjelasan dosen atauguru, mampu menarik empati peserta didik
untuk ikut tertawa atau sedih, memungkinkanmereka menyentuh objek kajian
pelajaran, membantu mereka mengkonkritkan sesuatuyang abstrak dan sebagainya.
Singkatnya, media dapat membantu dosen atau guru dalam menghidupkan suasana
kelasnya dan menghindarkan suasana monoton dan membosankan.
3. Proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif Jika
dipilih dandirancang dengan benar, media dapat membantu dosen danmahasiwa atau
siswa dengan guru melakukan komunikasi dua arah kepadamahasiswa/siswa.
Namun dengan media para dosen dapat mengatur kelas sehingga
bukanhanya pendidik/dosen sendiri saja yang aktif tetapi juga mahasiswa.
4. Jumlah waktu belajar
mengajar dapat dikurangi Seringkali terjadi para pendidik menghabiskan
waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan suatu pokok pelajaran. Pada
waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu jika mereka dapat
memanfaatkan media pengajaran dengan baik. Misalnya seorang
dosen pasti akan banyak membutuhkan waktu untuk menjelaskan tentang kosa
kata dalam bahasa Arab jika ia hanya menjelaskan secara lisan belaka,
padahal kejadian semacam initidak perlu terjadi jika saja dosen
mau menggunakan media (minimal gambar-gambar)untuk membahas aktivitas dan
macam-macam kosa kata tersebut yang cukup rumit tersebut.
5. Kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkanPenggunaan
media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien,tetapi
juga membantu mahasiswa menyerap materi pelajaran secara menda;am dan
utuh. Dengan mendengarkan guru atau dosennya saja , siswa ataupun mahasiswa
mungkin dapatmemahami permasalahnnya dengan baik. Tetapi jika pemahaman itu diperkaya
denganmelihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media, pemahaman merekaterhadap
isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.
6. Belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan sajaMedia instruksional dapat dirancang sedemikian
rupa, sehingga siswa/mahasiswadapat belajar dimana saja dan kapan saja
mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaanseorang dosen. Program-program
audio visual atau program komputer yang saat ini banyak tersedia di
pasara adalah contoh-contoh media instruksional yang memungkinkansiswa/maasiswa
belajar secara mandiri.
7. Sikap positif siswa/mahasiswa terhadap bahan belajar maupun
terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.Dengan media, proses belajar
menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkankecintaan dan apresiasi
mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmuitu sendiri.
8. Peran pendidik/dosen dapat diarahkan kepada cara yang lebih
produktif dan aktif Pertama, pendidik/dosen tidak perlu mengulang-ulang
penjelasan mereka bila adamedia yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.
Kedua, dengan mengurangi uraiansecara lisan pendidik/dosen dapat memberikan
perhatian sebanyak-banyaknya kepada aspek-aspek yang lain dari prose belajar
mengajar.
Misalnya,
membangkitkan motivasi pendidik/mahasiswa, membantu mereka mencari
referensi tambahan dan lain-lain. Ketiga, peran pendidik/dosen tidak hanya
mengajar tetapi juga menjadi konsultan, penasehat atau manajer proses
belajar-mengajar (Kemp dan Dayton:1980,3-4).
Kedelapan manfaat di
atas mengidentifikasikan bahwa melalui penggunaan media efisiensi dan tingkah
laku posiif dalam belajar dapat ditingkatkan. Masing-masing pendidik dapat
memilih serta menentukan yang mana salah satu dari manfaat-manfaat tersebut
dapat memberikan perhatian ketika media itu direncanakan dan dihasilkan
untuk keperluan instruksional.Untuk memuaskan hasil manfaat secara khusus
media instruksional tersebutseharusnya tidak hanya memiliki kualitas yang
tinggi saja tetapi seharusnya dilakukan.
Seleksi ataupun
perancangan serta hasil produksi sebagai bagian integral dari program
instruksional (Djamarah: 1997,140). Dalam hal ini perlu diperhatikan
manfaat yang pastidalam pencapaian dari program itu secara obyektif.
Karena alasan inilah maka seseorangitu tertarik dalam merencanakan dan
memproduksi media-media instruksional,memperhatikan juga perencanaan serta
proses instruksional yang sistematik bersamaandengan fungsi media tersebut.
Menurut
MKnown ada 4 fungsi, yaitu:
1. Mengubah titik berat
pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada instruksional
akademis menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan peserta
didik.
2.
Membangkitkan motivasi peserta didik karena:
(a)
Media instruksional edukatif pada umumnya merupakan sesuatu yang baru bagi
peserta didik, sehingga menarik perhatian peserta didik;
(b)
Penggunaan media instruksional edukatif memberikan kebebasan kepada peserta
didik lebih besar dibandingkan dengan
cara belajar tradisional;
cara belajar tradisional;
(c) Media
instruksional edukatif lebih konkret dan lebih mudah dipahami;
(d) Memungkinkan peserta didik untuk berbuat
sesuatu;
(e) Mendorong peserta didik untuk ingin tahu lebih
banyak;
(f)
Memberikan kejelasan. (Clarification);
(g) Memberikan rangsangan (Stimulus).
Berdasarkan hasil penyelidikan terhadap kegunaan berbagai media instruksional edukatif oleh Edgar Dale, YD Finn dan F. Hoband di Amerika Serikat,dapatditarik kesimpulan bahwa apabila Audio Visual Aid (AVA) digunakan secara baik akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penyelidikan terhadap kegunaan berbagai media instruksional edukatif oleh Edgar Dale, YD Finn dan F. Hoband di Amerika Serikat,dapatditarik kesimpulan bahwa apabila Audio Visual Aid (AVA) digunakan secara baik akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:
(1) Memberikan dasar
pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pemahaman-pemahaman abstrak,
pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pemahaman-pemahaman abstrak,
(2) Mempertinggi perhatian anak,
(3) Memberikan realitas, sehingga mendorong
adanya self activity,
adanya self activity,
(4)
Memberikan hasil belajar yang permanen,
(5) Menambah
perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami (tidak verbalistik),
perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami (tidak verbalistik),
(6) Memberikan pengalaman yang sukar diperolah
dengan cara lain.
Pendapat
lain mengatakan bahwa fungsi Media instruksional edukatif adalah:
(a)
Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar,
(b)
Memperjelas informasi pada waktu tatap muka pada waktu belajar mengajar,
(c) Mendorongmotivasi belajar,
(d) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalammenyampaikannya,
(e)
Melengkapi dan memperkaya informasi dalam prosesbelajar mengajar,
(f)
Menambah variasi dalam menyajikan materi,
(g) Menambahpengertian nyata tentang suatu
pengetahuan,
(h) Memberikan pengalaman-pengalaman yang
tidak diberikan guru, serta memberikan cakrawala yang lebih luas, sehingga
pendidikan bersifat produktif,
(i)
Memungkinkan peserta didik
memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya,
memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya,
(j) Mendorong terjadinya interaksi langsung,
antara peserta didik dan guru, peserta
didik dan peserta didik, serta peserta didik dengan lingkungannya,
didik dan peserta didik, serta peserta didik dengan lingkungannya,
(k)
Memecah terjadinya verbalisme,
(l)
Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
(m)
Menimbulkan semangat, yang lesu menjadi bergairah, pelajaran yang berlangsung menjadi
lebih hidup,
(n)
Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesanpesan
(informasinya sangat membekas, tidak mudah lupa),
(informasinya sangat membekas, tidak mudah lupa),
(o) Dapat mengatasi watak dan pengalaman yang
berbeda
D. Jenis dan Karakteristik
Media Instruksional
Media pendidikan
bermakna lebih luas dari media pengajaran. Media pendidikan dapat digunakan
berbagai bentuk komunikasi seperti pada berbagai kegiatan
penerangan, penyuluhan termasuk pengajaran. Media penajaran dipakai secara
terbatas pada situasi belajar mengajar kendatipun penggunaannya dapat
diperluas pada berbagai komunikasi lainnya (Davies:1981,125).Berdasarkan
jenisnya media dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu:
a. Media auditif
Media auditif adalah
media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.Karakteristik media ini
berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikandituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif baik verbal (yaitu kata-kata dalam bahasalisan) maupun
non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalamdalam media
audio antara lain, radio, alat perekam (recorder ),tape recorder,
laboratorium bahasa. Media ini juga harus dilihat sasarannya artinya media
ini tidak bisa digunakan untuk orang tuli atau orang yang mempunyai
kelainan pada pendengaran (Knirk:1986,24).
b. Media visual.
Karakteristik dari media
ini sangat mengandalkan indera penglihatan. Media iniada yang menampilkan
gambar diam seperti film strips atau film rangkai, slides
film bingkai, gambar atau lukisan, cetakan (Miarso: 1982,33).
c. Media audio visual.
Karakteristik media ini
adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis mediaini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan
kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).Anderson (1994:186)
membagi jenis media ke dalam sepuluh kelmpok, yaitu:
1. Media audio
Media ini terdiri dari
pita audio (kaset), piringan audio dan radio. Karakteristik darimedia ini dapat
memberikan rangsang pendengaran. Hubungan media ini dengan tujuaninstruksional
adalah:
a.
Tujuan kognitif; audio dapat dipergunakan untuk mengajarkan
pengenalan kembaliatau pembedaan rangsang yang relevan
b.
Tujuan afektif: suasana mungkin dapat menciptakan musik latar
belakang, efek suara dan lain-lain.
c. Tujuan psikomotor: dapat digunakan untuk mengajarkan
keterampilan verbal.
2. Media cetak
Media ini terdiri dari
buku teks terprogram, buku pegangan manual, buku tugas. Ciri dari media ini
adalah mampu memperagakan simbol-simbol verbal danrepresentasi gambar
diam. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
a.
Tujuan kognitif: menyampaikan informasi bersifat fakta dan
pengenalan kembali(rekognisi)
b.
Tujuan afektif : dapat membangkitkan emosi dan menarik dari
buku yang ditulisterjadinya perubahan sikap (change attitude).
c. Tujuan psikomotor: tidak
ada, karena penggambaran gerak sukar disajikan denganmedia ini.
3. Media audio cetak.
Media ini terdiri dari
buku latihan yang dilengkapi dengan kaset atau pita audio, pita, gambar,
bahan yang dilengkapi dengan pita suara audio. Hubungannya dengan
tujuaninstruksional sama seperti tujuan media audio dan media cetak.
4. Media benda (objek)
Terdiri media nyata dan
model tiruan. Karakteristiknya adalah dapat memberikan rangsang penglihatan,
pendengaran dan perabaan. Hubungannya dengan tujuan instruksional :
a. Tujuan kognitif: untuk
mengajarkan pengenalan kembali dan pembedaan rangsangan yang relevan.
b.
Tujuan afektif: bila menggunakan alat yang sebenarnya kemungkinan
sikapyang positif terhadap pekerjaan mereka sejak awal latihan.
c. Tujuan psikomotor : memberkan latihan bagi siswa untuk menguji
penampilandalam menangani materi pekerjaan dan mendemonstrasikan dan
mengukur kemampuan peserta didik.
5. Media visual diam
Media ini terdiri dari
film bingkai (slide) dan film rangkai (berisi pean verbal).Karakteristiknya
adalah gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
a.
Tujuan kognitif : pengenalan benda-benda yang belum dikenal
peserta didik dan mampu membedakan objek yang ada di dalam gambar.
b.
Tujuan afektif : tidak terpakai
c. Tujuan psikomotor : menunjukkan posisi benda atau orang yang
sedang bergerak sebelum pendidik/dosen mendemonstrasikannya atau sebelum
pesertadidik/mahasiswa dilatih.
6. Media proyeksi dengan
suaraTerdiri film bingkai (slide) suara dan film rangkai suara.
Karakteristiknya adalahgambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional
a.
Tujuan kognitif : mengajarkan objek yang belum dikenal
b.
Tujuan afektif : tidak dapat digunakan
c.
Tujuan psikomotor : gambar ini menunjukkan posisi tertentu yang bergerak.
7. Media visual gerak dan audioTerdiri dari film
gerak tanpa suara dengan penggunaan caption
8. Media visual gerak dan audio
Terdiri dari film suara dan video. Karakteristiknya
adalah gambar bergerak tanpa suara. Hubungannya dengan tujuan instruksional
adalah:
a. Tujuan kognitif :
berhubungan dengan kemampuan mengenal kembali dankemampuan memberikan
rangsangan gerak yang serasi.
b. Tujuan afektif :
memberikan pengaruh pada sikap dan emosi dan merupakan mediaang baik sekali
menyampaikan materi dalam kawasan afektif.
c. Tujuan
psikomotor: memberikan contoh keterampilan yang menyangkut gerak danmengajarkan
kordinasi antara alat tertentu.
9.
Media manusia dan lingkungan
Media manusia dapat digunakan sebagai contoh yang nyata
untuk menampilkancontoh-contoh gerak. Sedangkan media lingkungan merupakan
media yang berada disekitar kita. Media ini sangat besar ruang lingkupnya dan
bebas dalam menggunakannyatanpa dikenai biaya apapun.
10.
Media komputer (CAI)
Karakteristik media komputer ini digunakan dalam berbagai
macam terminal yang berbeda atau menggabungkannya dengan media lain yang
bertujuan memberikan pembelajaran yang sifatnya individual. Hubungan media
ini dengan tujuan instruksionaladalah:
a.
Tujuan
kognitif : dapat mengajarkan konsep, aturan,prinsip, langkah dalam prosesyang
kompleks.
b.
Tujuan
afektif : untuk mengontrol bahan-bahan film dan video
c.
Tujuan
psikomotor : mengajarkan programming dan kecakapan yang serupa bilamaha siswa/siswa
mau bekerja sesuai dengan pekerjaan yang telah ditetapkan.Penggolongan media
ditinjau dari ukuran audiensnya ada tiga yai
·
Media
untuk audiens besar yang terdiri dari televisi, radio, video.
·
Media
untuk audiens kecil yang terdiri dari film suara, film bisu, video tape,
filmstrip suara slide, radio, audio tape, audio disc, foto, poster, papan
tulis.
·
Media
individu yang terdiri dari media cetak, telepon, CAI(Wilkinson:
1984,45)Meskipun banyak macam media instruksional, namun hanya sedikit sekali
yangsering dipergunakan dalam ruangan kuliah ataupun di kelas oleh seorang
dosenataupun pendidik. Dari jumlah yang sedikit tersebut diantaranya overhead
Projector (OHP), gambar, model dan tentu saja papan tulis dan buku.
Sedangkan media lain. seperti video film,
kaset audio, film bingkai, auditif jarang digunakan meskipun benda- benda
ini tidak asing lagi bagi kebanyakan dosen.Oleh karena itu ada baiknya kita
mengenal macam-macam media ini denganharapan dapat memacu kita untuk mengadakan
dan memiliki kompetensi yang cukupdalam menggunakannya, agar proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan efisiendalam mengelola waktu dan
melaksanakannya di dalam kelas.
BAB III
K E S I M P U L A N
Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata
yaitu “media” dan‘instruksional”. Asal kata media merupakan jamak dari “
medium” yaitu bahasa latin yangartinya perantara. Secara etmologi media
diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECTmedia adalah segala bentuk
dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaianinformasi. Sedangkan
instruksional diartikan pembelajaran.
Pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan
beberapa prinsipyaitu: tujuan yang akan dicapai, kesesuaian media dengan materi
yang akan dibahas,tersedianya sarana dan prasarana penunjang serta
karakteristik pendidik.Manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang
telah diidentifikasinyayaitu: penyampaian materi perkuliahan dapat
diseragamkan, proses instruksional menjadilebih menarik, proses belajar
mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif, jumlah waktu belajar mengajar
dapat dikurangi, kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat
ditingkatkan, proses belajar dapat berlangsung dimana saja, sikap positif
mahasiswa/siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan, peran dosen/pendidik dapat diarahkan kepada cara yang
lebih produktif dan aktif.
Media dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh bentuk yaitu :
media audio, mediacetak, media audio cetak, media benda (objek), media visual
diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media visual gerak dan
audio, media manusia dan lingkungan,media komputer (CAI).
DAFTAR PUSTAKA
Gene, L
Wilkinson (1984),Media Dalam Pembelajaran
(terj). Jakarta: CV Rajawali
Miarso, Yusufhadi (1984).Teknologi Komunikasi Pendidikan.Jakarta
: CVRajawali
Knirk, Frederick G and Kent
L.Gustafon. (1986).Instructional Technology: A Systemic Approach to
Education.New York:
Holt, Rinehart and Wiston.AECT (1986).Defenisi Teknologi Pendidikan(terj)
Jakarta: CV Rajawali.Suparman, Atwi (1993),
Zain, Aswan (1997).Strategi Belajar Mengajar RinekaCipta:
JakartaSadiman,
Arif, dkk (1986).Media Pendidikan.Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)