KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdullilah , Allah mempertemukan kami dalam sebuah proses pembelajaran
dengan mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang diantara bahasannya adalah
instrument tes, tujuan ienstrument test , angket, prosedur pengujian instrument
dan bagaimana menilai aspek afektif
siswa dan pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian.
Makalah
ini kami susun sebagai bagian dari penyempurnaan mata kuliah evaluasi
Pendidikan. Dengan demikian dipandang perlu mengkaji dan menelaah tentang
materi yang dipaparkan dalam makalah,
namun dengan segala keterbatasan kami hanya dapat menjelaskan denganpaparan
yang kurang sempurna.
Kami
berharap makalah ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan dan telaah ilmu
yang nantinya dapat dijadikan salah satu kajian pengetahuan yang diterapkan
dalam proses evaluasi.
Terima Kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang menbantu dalam proses penyususnan
makalah ini terutama kepada :
1. Dosen
Evaluasi Pendidikan Ibu Tanti AZ, MP.d
2. Rekan-rekan
Kelompok V
3. Keluarga,
Orang tua yang selalu mensport kepada kami.
TIM
PENYUSUN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Upaya
mengoptimalkan kemampuan guru yang belum merata dan didorong oleh kemauan untuk
memperbaiki mutu evaluasi pembelajaran yang sampai saat ini masih rendah , perlu
menjadi bahan kajian mahasiswa untuk senantiasa menelaah dan mengkaji dimana
titik-titik hambatannya, sehingga dipandang perlu membahasnya dalam dunia
akademik. Penyampaian informasi pembelajaran yang dirancang dan didesain
sedemikian baiknya, namun tidak diimbangi dengan telaah evaluasi yang akan
diujikan maka keberhasilan pembelajaran belum dapat diukur dan dinilai
pencapaiannya.
Istrumen penelitian jenis tes merupakan
salah satu komponen penting yang diperlukan dalam proses pembelajaran, namun masih
banyak guru yang tidak melakukan penelitian jenis tes terlebih dahulu sebelum
memberikan tes bahkan aspek evaluasi hasil belajar ini diabaikan.
Angket juga merupakan instrument
pengumpulan data yang mempunyai banyak kelebihan diantaranya dapat mengumpulkan
informasi data dalam waktu yang sama dan subyek yang banyak. Namun guru jarang
melakukan hal ini dalam proses pembelajaran yang ditelitinya. Setelah data
dikumpulkan harus diuji keabsahan dan keajegannya. Maka harus dilakukan uji
validitas dan reabelitas.
Selain siswa diukur dan dinilai dalam
bentuk memberikan evalusi pendidikan siswa juga dinilai aspek afektifnya dengan
format penilaian yang ditetapkan oleh guru. Setelah semua selesai dilaksanakan
maka harus membuat pelaporan hasil penilaian yang dipublikasikan dalam bentuk
laporan hasil penilaian. Misalnya setiap semester siswa menerima rapor hasil
belajar selama satu semester.
Upaya mengoptimalkan kemampuan guru yang
belum merata dan didorong oleh kemauan untuk memperbaiki mutu evaluasi
pembelajaran yang sampai saat ini masih rendah , perlu menjadi bahan kajian
mahasiswa untuk senantiasa menelaah dan mengkaji dimana titik-titik
hambatannya, sehingga dipandang perlu membahasnya dalam dunia akademik.
Penyampaian informasi pembelajaran yang dirancang dan didesain sedemikian
baiknya, namun tidak diimbangi dengan telaah evaluasi yang akan diujikan maka
keberhasilan pembelajaran belum dapat diukur dan dinilai pencapaiannya.
Istrumen penelitian jenis tes merupakan
salah satu komponen penting yang diperlukan dalam proses pembelajaran, namun
masih banyak guru yang tidak melakukan penelitian jenis tes terlebih dahulu
sebelum memberikan tes bahkan aspek evaluasi hasil belajar ini diabaikan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
paparan tentang instrument tes dan jenisnya maka dikemukakan
rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
instrument tes hasil belajar dilaksanakan dalam proses penelitian hasil belajar
?
2. Apakah
konstribusi instrument angket dalam proses penelitian pembelajaran ?
3. Bagaimana
melakukan pengujian hasil tes dalam proses penelitian ?
4. Bagaimana
cara melakukan penilaian secara afektif dalamproses belajar ?
5. Bagaimana
laporan hasil test dipublikasikan dan dilaporkan kepada peserta didik
unsure-unsur terkait ?
C. Tujuan
Pembelajaran
1. Untuk
mengetahui bagaimana instrument test dilaksanakan.
2. Untuk
mengetahui peranan angket dalam penelitian pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui gara melakukan pengujian hasil test.
4. Untuk
mengetahui cara melakukan penilaian afektif dalam proses pembelajaran.
5. Untuk
mengetahui cara melaporkan hasil test kepada unsure terkait
D. Manfaat
Pengetahuan
dan segala kemampuan yang didapat dari makalah ini dapat menjadi khasanah ilmu
yang bermanfaat untuk pengembangan Sumber Daya manusia yang pada akhirnya
perkembangan pendidikan di Indonesia secara Umunm.
BAB II
TINJAUAN
INSTRUMEN TES, ANGKET, PROSEDUR PENGUJIAN INSTRUMEN, CARA PENILAIAN ASPEK
AFEKTIF DAN PELAPORAN HASIL TES
A.
Tinjauan Instrumen Tes
Instrumen
penelitian merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan dalam
penelitian. Instrumen penelitian jenis penelitian jenis tes dijadikan alat untuk mengukur hasil belajar.
Penyusunan tes hasil belajar untuk keperluan penelitian perlu memperharikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Tes
tersebut fungsinya dapat memperoleh informasi tentang subyek penelitian. Untuk
memperoleh pemahaman tentang hal-hal yang dapat dinilai melalui tes.
2. Menentukankriteria
penilaian untuk kepentingan penelitian , ini berarti untuk melakukan penelitian
yang baik dibutuhkan mutu soal tes yang baik pula.
3. Merancang
soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian.
Tes
adalah alat ukur yang sangat berharga dalam penelitian. Tes merupakan
seperangkat rangsangan ( stimuli ) yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan skor
angka. Skor yang didasarkan pada sampel yang representative dari tingkah laku
pengikutnya merupakan indicator tenteng seberapa jauh orang yang dites itu
memiliki karakteristik yang sedang diukur.
Untuk lebih jelasnya
tes dapat dilihat dari berbagai aspek :
a. Jenis
Tes
Achievement test ( tes
hasil belajar) adalah tes yang digunakan untuk mengukur kepuasan dan kecakapan
individu dari berbagai bidang pengetahuan. Terdiri dari :
-
Tes standar atau tes baku
-
Tes buatan guru
b. Fungsi
achievement tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalamsatu bidang atau bidang
tertentu.
c. Bentuk
tes terdiri dari tes : obyektif dan tes uraian.
Bentuk-bentuk tes :
1. Tes
Benar-Salah ( True-false )
2. Tes
pilihan Ganda ( Multi Choise Tes)
-
Pilihanganda biasa
-
Tes hubungan antar hal
-
Menjodohkan
-
Asosiasi
3. Bentuk
tes esai ( Tes subyektif )
Tes esai adalah salah
satu bentuk tes yang dugunakan juga dalam penelitian . Tes esai digunakann
biasanya pada subyek yang sifatnya kecil. Tes ini bermaksud untuk melihat
berbagai kemampuan yang dimiliki subyek dalam bentuk tulisan. Jenisnya adalah :
o
Bentuk uraian bebas
o
Bentuk uraian terstruktur atau terbatas
o
Bentuk jawaban singkat
o
Melengkapi isian.
A.
Tinjauan Instrummen Angket
Angket merupakan instrument pengumpulan data penelitian berupa sejumlah pertanyaan
yang diberikan secara tertulis yang diberikan kepada subyek penelitian. seperti telah dikemukakan
pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan
respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan
respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket
dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
a. Angket
terbuka
Adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya. Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat
memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka:
Penataran apa saja yang pernah Anda
ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda
ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama!
Jawab:
No.
|
Jenis Penataran
|
Tempat Penataran
|
Berapa Hari
|
1.
|
...............................
|
...............................
|
.......................
|
2.
|
...............................
|
...............................
|
.......................
|
3.
|
...............................
|
...............................
|
.......................
|
4.
|
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor
|
Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya
dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka
terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti:
(1). Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi
sesuai dengan keinginan atau keadaannya.
(2). Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh
data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan
demikian.
b. Angket
tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat
yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1) pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang
tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: .................................. ....a.
Pernah ....b. Tidak
Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan
centang lebih dari satu)
....a. materi bidang studi
....b. metode mengajar/strategi
belajar-mengajar
....c. memilih dan penggunaan media/alat
pelajaran
....d. menyusun alat evaluasi
c. Angket
campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka
dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1)
Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan
bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a. Tidak
pernah (langsung ke nomor 3)
....b. Pernah,
yaitu ...kali (teruskan nomor 2)
2) Penataran tentang apa saja
yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
1.
Materi
pelajaran
.....hari
2.
Metode
mengajar
.....hari
3.
Pemilihan
dan penggunaan
media
.....hari
4.
Penyusunan
alat
evaluasi
.....hari
2.
Daftar Cocok (Checklist)
Di dalam penjelasan mengenai angket
dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan
dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum
mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam
pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (ü). Dengan keterangan
tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist.
Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai
pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai
bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud
meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan
respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan
jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan
mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok
tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan
kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No.
|
Jenis kegiatan di rumah
|
Dikerjakan oleh Anda
|
Dikerjakan bersama
|
Dikerjakan pembantu
|
1.
|
Menyiapkan makan pagi
|
|
|
|
2.
|
Membersihkan rumah
|
|
|
|
3.
|
Mencuci pakaian sendiri
|
|
|
|
4.
|
Mencuci sprei, korden, dan
seterusnya.
|
|
|
|
5.
|
Mencuci alat-alat makan ...dan
seterusnya
|
|
|
|
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban
yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:.
"Dikerjakan oleh Anda", “Dikerjakan bersama", dan
"Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti
hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di
dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan
dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan
secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat
padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka
altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi
oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar
cocok. Istilah "daftar cocok" juga dapat datang dari apa yang
diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada
daftar pernyataan yang disediakan.
3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang
bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan
sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan:
The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word
scale, meaning "ladder" or “flight of stairs". Hence, anything
with gradation can be thought of as "scaled".
Contoh:
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai
sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut
dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas:
"Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak
pernah". Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:
No.
|
Jenis kegiatan di rumah
|
Selalu
|
Sering
|
Jarang
|
Tidak Pernah
|
1.
|
Bangun
sebelum jam 5 pagi
|
|
|
|
|
2.
|
Menyiapkan
makan pagi
|
|
|
|
|
3.
|
Membersihkan
rumah
|
|
|
|
|
4.
|
Mencuci
pakaian sendiri
|
|
|
|
|
5.
|
Mencuci
perabot rumah tangga... dan seterusnya
|
|
|
|
|
Banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek
kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang
berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen
pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general
inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI,
dan inventori untuk aspek-aspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach
Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior -
FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan,
walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen
seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat
pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti
kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta
masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang
tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang
tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak
problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya
rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat
belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam
bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap
aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali
penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru
yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat
menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus
dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa
lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan
pengumpulan data yang diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas
merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas,
alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas keseringan.
Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan
skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneliti dapat
membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan:
Selalu
- Kadang-kadang - Tidak Pernah
Baik
- Cukup
- Jelek
Besar
- Sedang
- Kecil
Jauh
-
Cukup
- Dekat
dan dapat pula memperbesar rentangan
menjadi lima tingkatan:
Selalu
- Sering Sekali -
Sering - Jarang - Jarang Sekali
Selalu
- sering sekali -
Sering - Jarang - Tidak Pernah
Baik Sekali -
Baik
- Cukup -
Jelek - Jelek Sekali
Besar Sekali -
Besar
- Cukup -
Kecil - Kecil Sekali
Misalnya:
Sangat setuju
|
Setuju
|
Abstain
|
Tidak Setuju
|
Sangat Tidak Setuju
|
(SS)
|
(S)
|
(A)
|
(TS)
|
(STS)
|
Pemilihan alternatif diserahkan pada
keinginan dan kepentingan peneliti yang trumen tersebut. Ada Jenis lain yang
telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas
untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan.
Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda,
tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
Langkah-Langkah Dalam Menyusun
Instrumen
Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan
dengan penahapan sebagai berikut:
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel
yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam
problematika penelitian.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian
variabel.
3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir
instrumen.
6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau
instruksi) dan kata pengantar.
B.
Prosedur pengujian instrument
Pengujian instrument dimulai dengan proses uji coba
instrument terhadap sejumlah responden. Hasil yang diperolehkemudian dianalisis
untuk menguji instrument tersebut.Ukuran umum yang digunakan uji validitas dan
reliabelitas.
a. Pengujian
validitas instrumen
Validitas tes berhubungan dengan ketepatan
terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes melakukan
pengukuran atau dengan kata lain validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes
tersebut terhadap konsep yang akan diukur, sehingga betul-betul bisa mengukur
apa yang seharusnya diukur.
Jenis
-
Validitas isi
-
Validitas kontruk
-
Validitas ramalan dan prediksi
-
Validitas kesamaan
b.
Reliabelitas
Reliabelitas tes berhubungan dengan
konsisten hasil pengukuran yaitu seberapa konsistensi skor tes darisatu
pengukuran ke pengukuran berikutnya.
Jenisnya
-
Metode tes-Retest
-
Metode Equivalent-forms
-
Metode Belah- Dua
-
Metode Kuder Richadson
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Reliabelitas
-
Secara umum jika tes semakin panjang .
maka semakin tinggi reliabelitasnya
-
Penyebaran skor, semakin besar
penyebaran skor, maka akan semakin tinggi perkiraan reliabelitasnya
-
Kesulitan tes, umumnya tes yang terlalu
mudah atau sulit akan menyebabkan reliabelitas semakin rendah. Hal ini
disebabkan terbatasnya penyebaran skor.
-
Obyektivitas tes
-
Waktu tes,tes yang dengan interval yang
pendek menyebabkan koefisien reliabeliabelitas tes besar
Item
Analysis
Item
analysis adalah analisis yangdilakukan terhadap item tes untuk menemukan
tingkat kesukaran , daya pembeda, dan efektifitas pengecoh ( distractor)
-
Jenisnya adalah analisis tes kesukaran,
analisis daya pembeda tes,
analisis efektivitas
pengecoh.
-
Kegunaan item analysis :
·
Mengembangkan Proporsi item yang mudah ,
sedang, dan sulit dalam tes
·
Memperpanjang dan memperpendek tes dalam
rangka meningkatkan validitas dan reliabelias tes
·
Menyederhanakan konsep dasar dan teknik item analysis
·
Membantu pemakaian tes untuk
mengevaluasi tes yang dipublikasikan.
C.
Cara penilaian aspek afektif
Aspek afektif yang
harus dinilai dalam kegiatan penilaian
adalah :
1. Aspek
kelakuan
2. Aspek
keberanian
3. Aspek
kebersihan
4. Aspek
kerajinan
5. Aspek
kedisiplinan
D.
Pemanfaatan dan Pelaporan hasil tes
a. Pemanfaatan
Hasil Pembelajaran
1. Bagi
peserta didik yang memerlukan remedial.
Remedial diberikan
kepada siswa yang belum mencapai criteria ketuntasaan belajar.
2. Bagi
peserta didik yang memerlukan pengayaan .
Pengayaan diberikan
kepada siswa yang dapat melakukan percepatan penguasaan terhadap kompetensi
yang diberikan.
3. Bagi
Guru
Guru dapat memanfaatkan
hasil penilaian utnuk perbaikan program dan kegiatan pembelajaran.
4. Bagi
KepalaSekolah
Hasil penilaian dapat
digunakan untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan peserta didik.
b. Bentuk
laporan hasi penilaian
1. Laporan
sebagai akuntabilitas public
Laporan kemajuan hasil
belajar peserta didik dibuat sebagai petanggungjawaban lembaga sekolah kepada
orang tua/wali , komite sekolah, masyarakat, dan intasi terkait. Laporan
tersebut sebagai sarana komunikasi dan kerja sama antara pihak sekolah dengan
masyarakat yang terlibat langsung terhadap pendidikan peserta didik.
2. Bentuk
Laporan
Laporan harus disajikan
dalam bentuk yang lebih komunikatif dankonferhensip agar pfofil atau tingkat
kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dipahami.
3. Isi
laporan
4. Rapor
Lapor adalah laporan
kemajuan belajar peserta didik dalamkurun waktu satu semester. Nilairapor
adalah gambaran pencapaian kemajuan peserta didik dalam satu semester yang
berasal dari nilai ulangan harian, UTS, dan Ulangan akhir Semester.
c. Penentuan
kenaikan kelas
Peserta didik
dinyatakan tidak naik kelas apabila :
1. Memperoleh
nilai kurang dari katagori, baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia.
2. Jika
peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih standar kompetensi dari tiga
mata pelajaran sampai batas akhir tahun ajaran.
3. Jikaalasan
kuat misalnya gangguan kesehatanfisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin
menyelesaikan kompetensiyang ditargetkan.
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah B, Koni, Sastria 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta :
Bumi
aksara
Uno. Hamzah B. 2007 . Model pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara
Uno Hamzah B. 2006. Perencanaan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Uno
Hamzah B, 2006. Orientasi Baru dalam
Psikologi pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara
http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/instrumen-pengulpul-data.html#axzz1vOazB4c5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar